BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seperti
yang kita ketahui bahwa penduduk Indonesia sangatlah padat jumlahnya. Akhir –
akhir ini masalah perkembangan penduduk di Indonesia menjadi sangat rawan bila
tidak ada usaha dari pemerintah itu sendiri untuk menangani dan mengelola
ledakan penduduk dengan baik, yang merupakan bahaya besar bagi kesejahteraan
masyarakat Indonesia itu sendiri. Jumlah penduduk yang
tidak terkendali akan mendatangkan sejumlah persoalan, seperti pengangguran dan
dampak sosial lain.
Masalah kependudukan tetap menjadi
isu yang sangat penting dan mendesak, utamanya yang berkaitan dengan aspek
pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk dan pengarahan
mobilitas penduduk, jika dikaitkan dengan potensi ancaman ledakan penduduk
kedepan. Saat ini penduduk dunia telah mencapai 7 milyar jiwa atau bertambah 1 milyar jiwa hanya dalam waktu 10 tahun (pada tahun 2000
jumlah penduduk dunia sekitar 6 milyar). Berdasarkan hasil sensus 2010,
penduduk Indonesia bertambah 32,5 juta jiwa, dan rata-rata pertumbuhan 1,49
persen. Apabila laju pertambahan penduduk masih 1,49 persen seperti sekarang,
maka jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2045 menjadi 450 juta jiwa. Hal ini
berarti, 1 dari 20 penduduk dunia adalah orang Indonesia.
Masalah kependudukan di Indonesia bukanlah semata-mata masalah kuantitas
tetapi juga berkaiatan dengan masalah kualitas dan mobilitas. Kiranya
perlu kita renungkan bersama apa arti dan implikasi pertambahan penduduk kita
rata-rata 3,5 – 4 juta tiap tahun atau hampir mencapai 10.000 setiap hari.
Setiap Negara pasti
mempunyai masalah kependudukan. Hanya saja masalah kependudukan yang dihadapi
setiap negara berbeda-beda. Sebagai negara yang sedang berkembang
Indonesia memiliki masalah-masalah kependudukan yang cukup serius dan harus
segera diatasi. Seperti masalah yang telah di sebutkan di atas yakni salah
satunya tentang perkembangan penduduk nya yang harus dapat di kendalikan.
Kemudian, hal – hal yang butuh perhatian juga selain dari
pertumbuhan penduduk yang sangat meningkat, yakni seperti yang di paparkan
dalam sebuah artikel berikut ini:
JAKARTA (Pos
Kota) – Indonesia menghadapi empat masalah kependudukan serius dan
berat, jelang lahirnya penduduk dunia ketujuh miliar akhir Oktober 2011 ini.
“Keempat
masalah itu ialah kualitas penduduk, kuantitas, mobilitas dan database
serta administrasi kependudukan,” jelas Pjs. Deputi Kependudukan BKKBN Dr Ida
Bagus Permana di Jakarta.
Ia
mengemukakan itu pada dialog ‘Menyongsong Penduduk Dunia 7 Miliar’
yang digelar Yayasan Damandiri bersama RRI, dan D Radio, di RRI Pusat, Jakarta.
Hadir antara
lain Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono (mantan Menko Kesra dan
Taskin), Ketua Ikatan Relawan Seluruh Indonesia (IRSI), Parni Hardi
(mantan Dirut LPP RRI), Direktur Program LPP RRI Mashudi, para pengurus Yayasan
Damandiri, sejumlah rektor perguruan tinggi, dan mahasiswa.
Mengutip
laporan UNFPA (badan dunia bidang kependudukan), IB Permana mengemukakan, pada
31 Oktober mendatang diperkirakan jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar
orang.
UNFPA juga
menyebutkan tahun ketika penduduk dunia mencapai kelipatan satu miliar, yaitu
pada 1804 jumlah penghuni bumi satu miliar orang, pada 1927 menjadi dua miliar.
Kemudian pada1959 mencapai tiga miliar.
Jumlah empat
miliar terjadi pada 1974, sedangkan pada 1987 bertambah menjadi lima miliar.
Sementara itu pada 1999, tahun ketika angka enam miliar teramati oleh PBB. Dan
2011 ini sudah menjadi tujuh miliar.
IB Permana
menjelaskan, soal kuantitas, penduduk Indonesia terbanyak nomor empat di dunia
setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Sementara
laju pertumbuhan penduduk (LPP) meski sempat turun dari 2,34 persen pada masa
lalu menjadi 1,47 pada tahun 2000. Dan pada 2010 sesuai hasil sensus
penduduk kembali naik menjadi 1,49 persen.
“Kalau
kualitas penduduknya seperti Amerika sih tidak apa-apa, meski negara tersebut
di urutan tiga. Masalahnya kualitas penduduk Indonesia rendah,” tambah IB
Permana.
Kualitas
penduduk Indonesia juga masih memprihatinkan, karena kalau dilihat dari Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), menduduki peringkat bawah, yakni 108 dari
sekitar 180 negara.
Sementara
untuk mobilitas, persebaran penduduk Indonesia juga belum merata. Meskipun
perbandingan penduduk di Jawa dan luar Jawa kian ‘bagus’ yakni 70 dibanding 30
menjadi sekarang di Jawa tinggal 58 persen.
Di bidang
administrasi kependudukan juga tengah dibenahi, sehingga kasus-kasus KTP ganda
tidak ada lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang di maksud dengan penduduk?
2. Apa
penyebab pertumbuhan penduduk yang berlebihan?
3. Apa
dampak pertumbuhan penduduk yang berlebihan?
4. Bagaimana
cara penanganan pertumbuhan penduduk yang berlebihan?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui dan
memahami tentang masalah yang berkaitan dengan pertumbuhan penduduk
2.
Agar mengetahui
jalan keluar apa yang bisa ditempuh untuk menangani masalah pertumbuhan
penduduk di Indonesia, setelah mengetahui penyebab nya
3.
Bisa mengetahui
sejauh mana kesejahteraan negara yang penduduknya padat
4.
Meyadarkan
pemerintah bahwa pngendalian petumbuhan penduduk sangatlah penting
BAB II
LANDASAN TEORI
Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar
245 juta jiwa, menjadikan negara ini negara dengan
penduduk terbanyak ke-4 di dunia.
Pulau
Jawa
merupakan salah satu daerah terpadat di dunia, dengan lebih dari 107 juta jiwa
tinggal di daerah dengan luas sebesar
New York.
Indonesia memiliki budaya dan bahasa yang berhubungan
namun berbeda. Sejak kemerdekaannya
Bahasa
Indonesia (sejenis dengan
Bahasa Melayu)
menyebar ke seluruh penjuru Indonesia dan menjadi bahasa yang paling banyak
digunakan dalam komunikasi, pendidikan, pemerintahan, dan bisnis. Namun bahasa
daerah juga masih tetap banyak dipergunakan.
Menurut
Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2011 lalu
adalah 237.641.326 jiwa. Dengan populasi sebesar itu Indonesia menduduki
peringkat ke empat negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia di bawah
RRC, India dan Amerika Serikat.
Dari
230 juta penduduk Indonesia berdasarkan komposisi gender, terdiri dari 119,5
juta berjenis kelamin lelaki dan 118 juta adalah wanita. Dari tahun ke tahun
rasio perbandingan antara pria dan wanita terus meningkat. Propinsi Nusa
Tenggara Barat adalah propinsi dengan jumlah wanita terbanyak dengan rasio 94 :
100, sedangkan Kabupaten Lombok Timur menduduki peringkat terendah dengan rasio 87 : 100.
Dari jumlah penduduk sebanyak itu, 58
% di antaranya menempati Pulau Jawa yang mempunyai luas wilayah hanya 7 % dari
keseluruhan luas wilayah Indonesia. Tiga propinsi dengan jumlah penduduk
terbanyak adalah Jawa Barat 43 juta, Jawa Timur 37,4 juta dan Jawa Tengan
dengan 32,3 juta.
Meski menjadi pulau terpadat di
Indonesia, menariknya laju pertumbuhan di Jawa adalah yang terendah, dengan dua
propinsi mempunyai laju pertumbuhan terendah yaitu Jawa Tengah (0,37 %) dan
Jawa Timur (0,76 %). Sebaliknya jumlah penduduk di Nusa Tenggara, Maluku dan
Papua bila digabungkan hanyalah sebesar 7 % dari keseluruhan luas penduduk
Indonesia.
Laju pertumbuhan penduduk tertinggi
terdapat di Propinsi Kepulauan Riau dengan (4,99 %), Riau (3,59 %) dan Papua
(5,46 %). Khusu untuk Papua, jika dibandingkan dengan data pada tahun 1970,
propinsi ini mencatat kenaikan laju pertambahan penduduk yang cukup fantastis,
yaitu dari 2,6 % menjadi 5,46 %. Sedangkan Lampung turun dari 5,77 % menjadi
1,23 %.
Rata-rata tingkat kepadatan penduduk
Indonesia adalah 124 orang per km2, naik sebanyak dua kali lipat dibandingkan
dengan 1971 yaitu 62 orang per km2. Tentu saja Pulau Jawa adalah yang terpadat,
dengan pusatnya di DKI Jakarta yaitu 14.440 orang/km2, disusul di tempat kedua
adalah Bali dengan kepadatan 673 orang/km2.
Pertambahan penduduk Indonesia setiap
10 tahun adalah rata-rata 30 juta jiwa atau 3 juta per tahun. Dengan demikian
pada setiap tahunnya pertambahan penduduk negara kita adalah sebesar negara
Singapura.
Pengertian penduduk
Penduduk atau
warga suatu
negara atau
daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
- Orang
yang tinggal di daerah tersebut
- Orang
yang secara hukum berhak
tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat
resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan,
tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Masalah-masalah kependudukan
dipelajari dalam ilmu Demografi. Berbagai aspek perilaku menusia
dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Demografi
banyak digunakan dalam pemasaran, yang
berhubungan erat dengan unit-unit ekonmi, seperti pengecer hingga pelanggan
potensial.
Penyebab Pertumbuhan Penduduk Yang Berlebihan
Pertumbuhan penduduk adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi dalam perkembangan sosial ekonomi disuatu negara di dunia.
Karena jika penduduk disuatu negara bertambah maka akan mempengaruhi
ketersediaan lapangan pekerjaan, pangan, dan papan. Dengan demikian akan
terjadi kesenjangan ekonomi antara warga negara satu dengan yang lainnya yang
tidak dapat dihindari lagi.
Pertumbuhan penduduk semestinya juga diimbangi dengan
penambahan fasilitas-fasilitas karena bila itu semua tidak terpenuhi akan
mengakibatkan beberapa masalah yang amat serius, diantaranya yaitu masalah
tingginya angka pengangguran, kemiskinan, banyak anak putus sekolah dan
berbagai tindakan kejahatan serta kriminalitas di masyarakat luas.
Beberapa faktor yang sebenarnya mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu :
1. Kematian (Mortalitas)
Banyak sekali penyebab dari faktor kematian ini,
biasaya dipengaruhi oleh usia, lingkungan sekitar / tempat tinggal dimana ada
atau tidaknya sarana prasarana pendukung kehidupan misalkan makanan, kebersihan
serta kesehatan. Selain faktor tersebut juga dapat dipengaruhi oleh kejadian
luar biasa seperti bencana alam dan kejadian yang tidak terduga lainnya.
Biasanya faktor ini hanya berprosentase rendah.
2. Kelahiran (Fertilitas)
Faktor kelahiran ini dapat dikatakan sebagai faktor
penyebab utama pertumbuhan penduduk didunia karena rata-rata pertumbuhan
penduduk adalah tingginya angka kelahiran dibandingkan angka kematian.
Dikarenakan masih tertanamnya sebiah ideologi-ideologi tertentu yang
menganjurkan harus mempunyai banyak anak.
3. Migrasi
Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme
dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dalam banyak kasus, organisme bermigrasi
untuk mencari sumber-cadangan-makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan
makanan yang mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau karena
kepadatan penduduk. Selain migrasi ada istilah lain tentang dinamika
penduduk yaitu mobilitas. Pengertian Mobilitas ini lebih luas daripada migrasi
sebab mencakup perpindaahan wilayah secara permanen dan sementara.
Migrasi ini merupakan akitab dari keadaan lingkungan
seklitar yang kurang menguntungkan bagi dirinya. Sebagai akibat dan kedadaan
alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumberdaya yang
mendukung penduduk didaerah tersebut.
Secara garis besar kemampakan imigrasi di indoensia dibagi menjadi tiga
yaitu :
1. Urbanisasi (Perpindahan dari
desa ke kota)
Walaupun urutannya sangat kecil tetapi dapat
mempengaruhi polo distribusi penduduk secara keseluruhan. Para urbanit
kebanyakan terdiri dari golongan umur muda yang sangat prooduktif serta
inisiatifnya. Tinggingya golongan muda yang melakukan perpindahan ke kota
sangat mempengaruhi kondisi daerah asal yang akan mengakibatkan terhambatnya
proses pembangunan didaerah asal.
2. Imigrasi intergional
(transmigrasi)
Di Indonesia dilaksanakan oleh mereka yang
perumur prooduktif dan kreatifitas tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya
angka pertumbuhan pemnduduk serta tingkat laju pembangungan diluar jawa. Di
jakarta misalnya sebagai akibat adanya migrasi ini pertumbuhannya menjadi
sangat pesat.
3. Migrasi antar negara
Faktor ini tingkat kejadiannya sangatlah kecil di
Indonesia sehingga akhibat dari perpindahan penduduk ke luar negeri kurang
dirasakan. Tetapi rata-rata migrasi jenis ini dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan dan ekonomi seorang imigran. Namum terlepas nyata atau tidak nyata perpindahan
penduduk seperti ini harus ditekan karena dengan migrasi jenis ini bangsa
indonesia pelan-pelan kehilangan anak bangsa yang berintelektual dan
kreatifitas tinggi.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin
mempunyai peran yang sagat penting hanya dapat mengetahui :
- Pertumbuhan
penduduk disuatu daerah termasuk cepat lambat
- Rasio
ketergantungan
- Jumlah wanita
dalam usia subur
- Jumlah tenaga
kerja yang tersedia
- Berdasarka
tempat tinggal
- Bentuk
paramida penduduk
Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah
cepat atau lambat dapat dilihat dari bentuk piramida penduduk. Karena dengan
melihat bentuk paramida penduduk akan diketahui mengenai perbandingan jumlah
enduduk anak-anak, dewasa dan orang tua pada wilayah yang bersangkutan. Keadaan
struktur atau komposisi penduduk yang berbeda-beda akan menunjukan bentuk
piramida berbeda-beda pula.
Dampak
Pertumbuhan Penduduk Yang Berlebihan
Persoalan kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup
adalah dua hal yang saling terkait antara satu dengan lainnya. Terjadinya
kerusakan lingkungan dapat berdampak kepada kehidupan manusia secara makro.
1.
Produksi menurun tapi konsumsi meningkan. Padatnya
penduduk suatu daerah akan menyebabkan ruang gerak suatu daerah semakin
terciut, dan hal ini disebabkan manusia merupakan bagian integral dari
ekosistem, dimana manusia hidup dengan mengekploitasi lingkungannya.
Pertumbuhan penduduk yang cepat meningkatkan permintaan terhadap sumber daya
alam. Pada saat yang sama meningkatnya konsumsi yang disebabkan oleh
membengkaknya jumlah penduduk yang pada akhirnya akan berpengaruh pada semakin
berkurangnya produktifitas sumber daya alam. Dilihat dari perspektif ekologis
bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat dapat berdampak kepada meningkatnya
kepadatan penduduk, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan mutu lingkungan
secara menyeluruh.
2.
Kerusakan Lingkungan Pada Aspek Pertanian Dan Kehutanan.
Kerusakan lingkungan dari aspek pertanian dan kehutanan merupakan dua sektor
yang menonjol. Pertambahan penduduk, penggunaan teknologi modern dan tidak
adanya kesadaran terhadap lingkungan adalah faktor penyebab kerusakan
lingkungan. Di bidang pertanian, dengan semakin besar jumlah penduduk maka
kebutuhan akan bahan makanan semakin meningkat. Untuk itu perlu usaha
meningkatkan produksi bahan-bahan makanan semakin meningkat. Untuk itu perlu
usaha meningkatkan produksi bahan makanan secara memadai. Diantaranya dengan
melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian. Penggunaan teknologi
modern seperti benih unggul, sistem irigasi, pupuk dan berbagai bahan kimia
lainnya untuk memberantas hama, secara nyata telah memberikan kontribusi yang
besar dalam meningkatkan produksi pertanian. Revolusi hijau yang pernah
mengantarkan Indonesia ke arah swasembada pangan pada tahun 1984 adalah bukti
betapa ampuhnya teknologi modern dalam meningkatkan produksi pertanian terutama
bahan makanan secara nasional. Kewajiban untuk menggunakan bahan kimia dalam
rangka revolusi hijau menyebabkan sebagian besar petani beralih dari cara-cara
tradisional menjadi lebih modern dengan teknologinya.
3.
Lapangan Pekerjaan Yang Smakin Sulit. Dengan
meningkatkannya pertumbuhan yang sanagt pesat ini, tentu persaingan pun
sanagtlah ketat. Hal itu dapat dilihat dari tingginya angka pengangguran yang
ada di Indonesia. Masalah pengangguran masih belum terselesaikan oleh
pemerintah, karena pertumbuhan penduduk tidak diiringi dengan penambahan
lapangan pekerjaan oleh pemerintah oleh rakyatnya. Akibatnya tidak terjadi
pergerakan yang signifikan pada jumlah pengangguran.
Cara Penanganan Pertumbuhan Penduduk
Yang Berlebihan
Menurut
Thomas Robert Malthus pertambahan jumlah penduduk adalah seperti deret ukur (1,
2, 4, 8, 16, ...), sedangkan pertambahan jumlah produksi makanan adalah
bagaikan deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ...). Hal ini tentu saja akan
sangat mengkhawatirkan di masa depan di mana kita akan kerurangan stok bahan
makanan.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk
:
1.
Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk
membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan
mengurangi jumlah angka kelahiran.
2.
Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah
angka kelahiran yang tinggi.
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah
penduduk :
1.
Penambahan dan penciptaan lapangan kerja
Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya
kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan
meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang
kependudukan.
2.
Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan
Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang
tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut
mensukseskan gerakan keluarga berencana.
3.
Mengurangi kepadatan penduduk dengan program
transmigrasi
Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan
penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan
antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
4.
Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan
Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak
diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan
swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya.
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk
Indonesia pada tahun 2011 lalu adalah 237.641.326 jiwa. Dengan populasi sebesar
itu Indonesia menduduki peringkat ke empat negara dengan jumlah penduduk
terbesar di dunia di bawah RRC, India dan Amerika Serikat.
Masalah kependudukan tetap menjadi
isu yang sangat penting dan mendesak, utamanya yang berkaitan dengan aspek
pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk dan pengarahan
mobilitas penduduk, jika dikaitkan dengan potensi ancaman ledakan penduduk
kedepan. Saat ini penduduk dunia telah mencapai 7 milyar jiwa atau bertambah 1 milyar jiwa hanya dalam waktu 10 tahun (pada tahun 2000
jumlah penduduk dunia sekitar 6 milyar). Berdasarkan hasil sensus 2010,
penduduk Indonesia bertambah 32,5 juta jiwa, dan rata-rata pertumbuhan 1,49
persen. Apabila laju pertambahan penduduk masih 1,49 persen seperti sekarang,
maka jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2045 menjadi 450 juta jiwa. Hal ini
berarti, 1 dari 20 penduduk dunia adalah orang Indonesia.
Seperti yang telah dipaparkan dalam
artikel tersebut bahwa, kepadatan atau pertumbuhan penduduk di Indonesia ini
yang tidak terkendali menimbulakan banyak masalah. Diantaranya adalah kualitas
penduduk, kuantitas, mobilitas dan database serta administrasi kependudukan.
Pertumbuhan penduduk sangatlah
pesat, namun tingginya angka pertumbuhan tersebut tidak diiringi dengan
kualitas penduduk yang baik pula. Kualaitas sumber daya manusia yang dimiliki
oleh Indonesia, hal itu dikarenakan sebagian penduduk Indonesia tidak terbiasa
bekerja keras. Sehingga skill yang telah dimiliki tidak tersah dengan baik yang
mengakibatkan banyak sekkali pengangguran di Indonesia. Selain masalah
kuantitas dan kualitas dari penduduk Indonesia ada juga masalah lain yakni
tentang mobilitas dan database serta administrasi kependudukan.
Pertumbuhan
penduduk semestinya juga diimbangi dengan penambahan fasilitas-fasilitas karena
bila itu semua tidak terpenuhi akan mengakibatkan beberapa masalah yang amat
serius tersebut. Niat untuk mensejahterakan masyarakat harus pula
direalisasikan agar terjadi perubahan yang signifikan. Banyak sekali fasilitas
– fasilitas yang seharusnya lebih di tingkatkan yakni seperti sekolah –
sekolah, pelayanan kesehatan, dan pelayanan publik yang lainnya.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Permasalahan penduduk merupakan
masalah yang pelik bagi suatu negara, tidak terkecuali bagi Indonesia yang
penduduk nya sangatlah padat. Jumalah penduduk berpengaruh pada kulaitas suatu
negara serta kesejahteraan rakyatnya.
Masalah kependudukan tetap menjadi
isu yang sangat penting dan mendesak, utamanya yang berkaitan dengan aspek
pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk dan pengarahan
mobilitas penduduk, jika dikaitkan dengan potensi ancaman ledakan penduduk
kedepan. Saat ini penduduk dunia telah mencapai 7 milyar jiwa atau bertambah 1 milyar jiwa hanya dalam waktu 10 tahun (pada tahun 2000
jumlah penduduk dunia sekitar 6 milyar). Berdasarkan hasil sensus 2010,
penduduk Indonesia bertambah 32,5 juta jiwa, dan rata-rata pertumbuhan 1,49
persen. Apabila laju pertambahan penduduk masih 1,49 persen seperti sekarang,
maka jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2045 menjadi 450 juta jiwa. Hal ini
berarti, 1 dari 20 penduduk dunia adalah orang Indonesia.
Pertumbuhan
penduduk semestinya juga diimbangi dengan penambahan fasilitas-fasilitas karena
bila itu semua tidak terpenuhi akan mengakibatkan beberapa masalah yang amat
serius tersebut. Niat untuk mensejahterakan masyarakat harus pula
direalisasikan agar terjadi perubahan yang signifikan. Banyak sekali fasilitas
– fasilitas yang seharusnya lebih di tingkatkan yakni seperti sekolah –
sekolah, pelayanan kesehatan, dan pelayanan publik yang lainnya.
B.
Saran
Pemerintah sebaiknya dalam menengani
atau menekan pertumbuhan hendaklah membuat program – program yang sekiranya
mampu untuk mengatasi masalah pertumbuhan penduduk tersebut. Seperti digalakan
nya program KB atau dengan program – program yang lainnya. Karena
bila pertumbuhan penduduk ini tidak terkendali maka akan terjadi lonjakan
penduduk yang akan mengakibatkan timbulnya masalah-masalah baru diantaranya
yaitu masalah kemiskinan, pengangguran serta tingkat kriminalatis dan yang
paling utama adalah kepadatan penduduk membuat kondisi perkotaan menjadi carut
marut.